BOOKING TIKET PESAWAT

Militansi

Militansi. Info sangat penting tentang Militansi. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Militansi

Militansi. Prokimal Kotabumi Lampung Utara. Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. TNI merupakan perkembangan organisasi yang berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR). Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal 5 Oktober itulah yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya ABRI.

Upaya menyatukan organisasi Angkatan Perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan. Tapi terhitung sejak tanggal 1 April 1999, Kepolisian Republik Indonesia dipisahkan dari tubuh ABRI yang merupakan bagian dari reformasi internal dalam tubuh ABRI. Dan sebagai alat pertahanan negara, TNI berkomitmen untuk terus melanjutkan reformasi internal TNI seiring dengan tuntutan reformasi dan keputusan politik negara.

Bagaimana Tentara Nasional Indonesia (TNI) memandang profesionalisme bagi dirinya sendiri, kiranya dapat menyimak pernyataan yang dikemukakan orang nomor satu di tubuh militer Indonesia itu.

"Siapa bilang kita bukan nomor satu," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan jajarannya serta wartawan yang memenuhi balai media Mabes TNI Cilangkap. Guyonan Panglima TNI nampaknya ingin menunjukkan keadaan bahwa kondisi semangat dari militer Indonesia tetaplah kuat, meski ditengah situasi keterbatasan alat utama sistem persenjataan yang dimiliki TNI.

Dengan penuh semangat, Djoko mengutip pernyataan pimpinan revolusi komunis Cina Mao Zedong "senjata memang penting dalam sebuah peperangan, namun peperangan sangat ditentukan manusia dibalik persenjataan,". Dalam arti lain, militansi sangat penting dan bagi TNI fokus pembinaan yang menekankan militansi bagi para prajuritnya masih merupakan modal utama untuk menjadi tentara yang profesional.

"Daya tempur tidak semata dihitung dari persenjataan, melainkan juga kekuatan militasi prajuritnya," tutur Djoko yang mencontohkan betapa militer di negara-negara maju yang mengerahkan sebagian besar kekuatan militernya ke sejumlah negara seperti Irak, akhirnya kelelahan juga. Jadi, tambah lulusan Akademi Militer 1975 itu, militansi itu penting, untuk menjadikan TNI sebagai tentara rakyat, tentara penjuang, dan tentara nasional yang profesional. Namun, untuk menjadi profesional di tengah dimensi ancaman yang beragam dan kompleks, militansi saja tidak cukup. TNI profesional tetap harus dibekali dengan perlengkapan, peralatan dan persenjataan yang memadai.

Panglima TNI menegaskan, sebagai bagian dari agenda reformasi internal TNI, pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan untuk mewujudkan TNI sebagai tentara yang profesional dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tetapi untuk mewujudkannya, TNI tidak dapat sendirian. Perlu dukungan pemerintah dan parlemen, terutama dalam modernisasi persenjataannya. "Menjadikan TNI profesional itu memang domain TNI. Tetapi untuk menjadi profesional, dengan dilengkapi persenjataan memadai itu perlu dukungan pemerintah, parlemen dan masyarakat," katanya.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger